Sistem Religi Dan Kepercayaan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Cisolok Sukabumi

Authors

  • Suidat Suidat STKIP Arrahmaniyah
  • Diah Winarsih STKIP Arrahmaniyah
  • Ahmad Rojali Said STKIP Arrahmaniyah

DOI:

https://doi.org/10.37640/jcv.v1i2.1008

Keywords:

Sistem Religi, Sistem Kepercayaan, Kasepuhan Sinar Resmi

Abstract

Tujuan dari kajian ini adalah mengidentifkasi  sistem religi  dan kepercayaan pada masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi. Suatu sistem religi dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri-ciri untuk sedapat mungkin memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikut-pengikutnya. Dengan demikian emosi keagamaan merupakan unsur penting dalam suatu religi bersama dengan tiga unsur lain,yaitu; sistem keyakinan;  sistem upacara keagamaan;  umat yang menganut religi. Sistem upacara keagaman  secara khusus mengandung emosi aspek yang menjadi perhatian khusus adalah: Tempat upacara keagamaan dilakukan; Saat-saat upacara keagamaan dijalankan; Benda-benda dan alat-alat upacara; Orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara. Warga Kasepuhan mempunyai keyakinan bahwa seseorang yang ingin sukses hidupnya atau bahagia, ia harus dapat mencapai satu kesatuan hidup atau rasa manunggal, yakni menyatukan alam makro kosmos dengan mikro kosmos. Sebuah ungkapan yang sering dijadikan pedoman untuk mencapai rasa yang dimaksud adalah tilu sapamilu, dua sakarupa, hiji eta keneh (tiga sejenis, dua serupa, satu itu-itu juga),tata nilai ini mengandung pengertian bahwa hanya dapat dilakukan dengan tiga syarat, yaitu 1) tekad, ucap dan lampah (niat, pemikiran dan tindakan) harus selaras dan dapat dipertanggungjawabkan kepada incu-putu (keturunan masyarakat kasepuhan) dan sesepuh (orang tua dan nenek moyang). 2) jiwa, raga dan perilaku harus selaras dan berakhlak. 3) kepercayaan adat sara, nagara dan mokaha harus selaras, harmonis dan tidak bertentangan satu dengan lainnya.

References

Haba, J. (2010). Realitas Masyarakat Adat di Indonesia: Sebuah Refeksi. Jurnal Masyarakat & Budaya. 12 (2): 255-276.

Hermanto Pasya,G.K. Al Muchtar, S & Sumaatmadja, N. (2012), Filosof Hidup Sebagai Basis Kearifan Lokal (Studi Pada Masyarakat Banten Kidul), Jurnal Gea; 12(1):1-14.

Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Imu Antropologi. jakarta, Aksara Baru. Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan. Penerbit PT. Gramedia.

Kusdiwanggo, S. (2016). Konsep Pola Spasial Permukiman di Kasepuhan Ciptagelar. Jurnal Permukiman. 11(1): 43-56.

Mary Evelyn Tucker dan John A.Grim. (2003). Agama, Filsafat dan Lingkungan Hidup . Kanisius.

Pudjiastuti, SR. (2019). Penelitian Pendidikan. Penerbit Media Akademi.

Pudjiastuti, S.R., Iriansyah H.S., Yuliwati, Y. (2021). “Program Eco-Pesantren Sebagai Model Pendidikan Lingkungan Hidup”. Jurnal Abdimas Prakasa Dakara 1(1). 29-37.

Pudjiastuti, S.R. (2020). Etika Lingkungan. Penerbit Gemala.

Piotr Sztompka. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Prenada.

Downloads

Published

2021-09-30